ADAB DAN ILMU
Adab adalah sesuatu yang harus lebih didahulukan daripada ilmu.
Mempelajari tentang adab dan etika bukanlah sesuatu yang mudah dan waktu yang singkat dan cepat, bahkan membutuhkan waktu dan proses yang begitu lambat dan juga lama. Faktor paaling penting yang akan mempengaruhi baik atau burukya perilaku aeaeorang adalah lingkungan-nya, baik lingkungan keluarga ataupun lingungan masyarakat. Banyak para ulama dalam memepelajari tentang adab dan etika itu lebih lama ketimbang mempelajari tentang ilmu. Memiliki sedikit akan adab justru lebih penting dari pada mempunyai banyak ilmu. Mengapa demikian, sebab orang yang berilmu tinggi belum tentu memiliki adab. Tetapi orang yang memiliki adab sudah pasti dia berilmu, karena dia mampu menempatkan ilmu tersebut sesuai dengan adabnya.
Marikah kita mulai menanamkan dan menumbuhkan adab dan etika: seperti adab ketika berjumpa maka ucapkanlah salam, harus menghormamati orang yang lebih tua, bila melintas di depan orang banyak hendaklah dia menyapa dan mengucapkan permiai.
Semakin baik adab dan etika kita, maka orang lain akan menilai kita jauh lebih baik. Salah satu ulama besar Al-Mukarram Al Habib Lutfi bin Yahya pernah mengatakan: "Bahwa beliau ketika hendak makan saja selalu berpakaian rapi, wangi, dan bersih. Menurut beliau itu salah satu adab terhadap makanan, kepada Allah yang memberikan rezeki". Betapa pentingnya adab sebagai penghias ilmu yang kita miliki.
Orang bijak mengatakan “jika dirimu ingin dihormati orang lain dalam dalam kehidupnya, maka belajarlah untuk bisa menghormati orang lain.”
Kita akan membahas tentang adab dan ilmu didalam kumpulan perkataan ulama di bawah ini, sehingga kita tidak susah payah untuk mencarinya ke mana-mana, karena saya akan menyajikan untuk kalian kumpulan perkataan ulama di bawah ini tentang Adab dan Ilmu. Sialhkan unduk disimak dan di amalkan.!
Apa yang dimaksudkan dengan adab?
Adab secara bahasa artinya menerapakan akhlak mulia. Dalam Fathul Bari, Ibnu Hajar menyebutkan:
وَالْأَدَبُ اسْتِعْمَالُ مَا يُحْمَدُ قَوْلًا وَفِعْلًا وَعَبَّرَ بَعْضُهُمْ عَنْهُ بِأَنَّهُ الْأَخْذُ بِمَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ
“Al adab artinya menerapkan segala yang dipuji oleh orang, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Sebagian ulama juga mendefinsikan, adab adalah menerapkan akhlak-akhlak yang mulia” (Fathul Bari, 10/400).
Al Laits bin Sa’ad rahimahullah mengatakan:
أنتم إلى يسير الأدب احوج منكم إلى كثير من العلم
“Kalian lebih membutuhkan adab yang sedikit, dari pada ilmu yang banyak” (Syarafu Ash-habil Hadits [122], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [17]).
Sebagian salaf mengatakan:
الأدب في العمل علامة قبول العمل
“Adab dalam amalan merupakan tanda diterimanya amalan” (Nudhratun Na’im fi Makarimi Akhlaqir Rasul Al Karim, 2/169).
Abu Zakariya An Anbari rahimahullah mengatakan:
علم بلا أدب كنار بلا حطب، و أدب بلا علم كروح بلا جسد
“Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh” (Adabul Imla’ wal Istimla’ [2], dinukil dari Min Washaya Al Ulama liThalabatil Ilmi [10]).
Berkata
Al-Imam Al-Habr Al-Qutub Al-Habib Abdul Qodir Bin Ahmad Bil Faqih Ra:
العلم لابد من
الأدب و النفع الحقيقي الذي يؤثر في القلوب ..
Ilmu itu harus di sertai dengan adab, dan kemanfa'atan yang haqiqi adalah yang membekas di hati ..
Al-Imam
Ali bin Hasan Al-Atthas Megatakan :
ﺍﻥ ﺍﻟﻤﺤﺼﻮﻝ ﻣﻦ
ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﻔﺘﺢ ﻭﺍﻟﻨﻮﺭ ﺍﻋﻨﻲ ﺍﻟﻜﺸﻒ ﻟﻠﺤﺠﺐ، ﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﺍﻻﺩﺏ ﻣﻊ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻭﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﻛﺒﺮ
ﻣﻘﺪﺍﺭﻩ ﻋﻨﺪﻙ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻚ ﺫﺍﻟﻚ ﺍﻟﻤﻘﺪﺍﺭ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺷﻚ ..
"Memperoleh Ilmu, Futuh dan Cahaya (Terbuka Nya Hijab-hijab batin Nya), adalah sesuai kadar Adab Mu terhadap Guru Mu.dan atas Besar Nya Kadar Guru Mu di hatimu, maka demikian pula Kadar besar Nya diri Mu di sisi Allah tanpa Ragu” .(Al-Manhaj As-Sawiy : 217)
Imam Asy Syafi’i rahimahullah mengatakan:
إن لم يكن الفقهاء العاملون أولياء الله فليس لله ولي
“Jika para fuqaha (ulama) yang mengamalkan ilmu mereka tidak disebut wali Allah, maka Allah tidak punya wali” (diriwayatkan Al Baihaqi dalam Manaqib Asy Syafi’i, dinukil dari Al Mu’lim hal. 21).
0 Komentar