Imam
Nawawi Rahimahullah berkata:
أَنَّ خِتَانَ
الْمَرْأَةِ فِي أعلى الفرج ولايمسه الذَّكَرُ فِي الْجِمَاعِ
Khitan
seorang wanita terdapat pada vagina bagian atas dan tidak tersentuh oleh zakar
ketika melakukan jima'
وَقَدْ أَجْمَعَ
الْعُلَمَاءُ عَلَى أَنَّهُ لَوْ وَضَعَ ذَكَرَهُ عَلَى خِتَانِهَا وَلَمْ يُولِجْهُ
لَمْ يَجِبِ الْغُسْلُ لَا عَلَيْهِ وَلَا عَلَيْهَا فَدَلَّ عَلَى أَنَّ الْمُرَادَ
مَا ذَكَرْنَاهُ وَالْمُرَادُ بِالْمُمَاسَّةِ الْمُحَاذَاةُ وَكَذَلِكَ الرِّوَايَةُ
الْأُخْرَى إِذَا الْتَقَى الْخِتَانَانِ أَيْ تَحَاذَيَا
Para
ulama telah bersepakat (ijma') bahwa seandainya seorang suami meletakkan
zakarnya di atas khitan istrinya dan tidak memasukkannya, maka tidak wajib bagi
mereka mandi.
Sedangkan
maksud saling menyentuh adalah jika telah suami istri telah berhadap-hadapan.
Demikian pula yang disebutkan dalam riwayat lain, yaitu ("jika telah
bertemu antara dua khitan.") Maksudnya adalah jika telah saling
berhadap-hadapan.
]النووي،
شرح النووي على مسلم، ٤٢/٤[
Sumber
Kitab Syarah Nawawi ala Muslim juz 4 hal 42
0 Komentar