Imam
Nawawi Rahimahullah berkata:
قَالَ أَصْحَابُنَا
كَمَالُ غُسْلِ الْجَنَابَةِ أَنْ يَبْدَأَ الْمُغْتَسِلُ فَيَغْسِلُ كَفَّيْهِ ثَلَاثًا
قَبْلَ إِدْخَالِهِمَا فِي الْإِنَاءِ ثُمَّ يَغْسِلُ مَا عَلَى فَرْجِهِ وَسَائِرِ
بَدَنِهِ مِنَ الْأَذَى ثُمَّ يَتَوَضَّأُ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ بِكَمَالِهِ
Ashab
kami (Syafi'iyah) berkata,: "Cara mandi junub yang sempuma ialah dimulai
dengan membasuh kedua tetapak tangannya tiga kali sebelum mencelupkan ke dalam
bejana (tempat ail). Kemudian membasuh kemaluan dan seluruh badannya dari
kotoran, lalu berwudhu' sebagaimana wudhu' untuk shalat hingga sempuma."
ثُمَّ يُدْخِلُ
أَصَابِعَهُ كُلَّهَا فِي الْمَاءِ فَيَغْرِفُ غُرْفَةً يُخَلِّلُ بِهَا أُصُولَ شَعْرِهِ
مِنْ رَأْسِهِ وَلِحْيَتِهِ ثُمَّ يَحْثِي عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَثَيَاتٍ وَيَتَعَاهَدَ
مَعَاطِفَ بَدَنِهِ كَالْإِبْطَيْنِ وَدَاخِلِ الْأُذُنَيْنِ وَالسُّرَّةِ وَمَا بَيْنَ
الْأَلْيَتَيْنِ وَأَصَابِعِ الرِّجْلَيْنِ وَعُكَنِ الْبَطْنِ وَغَيْرَ ذَلِكَ فَيُوَصِّلُ
الْمَاءَ إِلَى جَمِيعِ ذَلِكَ
"Selanjutnya
memasukkan semua jari-jari tangan ke dalam air, Ialu menciduknya dan
menyela-nyelakan tangan yang berisi air itu ke dasardasar rambut, yaitu rambut
kepala dan jenggot. Kemudian menyiram kepalanya sebanyak tiga kali siraman, dan
berusaha membersihkan bagian-bagian tubuh yang sulit dijangkau air, seperti
ketiak lubang telinga, pusar, antara dua pantat, sela-sela jari kaki,
lipatan-lipatan perut, dan lain-lainnya. Oleh karena itu, hendaknya mengalirkan
air ke daerah-daerah tersebut."
ثُمَّ يُفِيضُ
عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَثَيَاتٍ ثُمَّ يُفِيضُ الْمَاءَ عَلَى سائر جَسَدِهِ ثَلَاثَ
مَرَّاتٍ يُدَلِّكُ فِي كُلِّ مَرَّةٍ مَا تَصِلُ إِلَيْهِ يَدَاهُ مِنْ بَدَنِهِ
ِ
"Kemudian
menuangkan air ke atas kepalanya sebanyak tiga kali siraman, lalu menyiramkan
air ke seluruh badannya tiga kali juga. Setiap kali menyiram hendaknya
menggosokkan tangannya hingga sampai ke badannya."
وَإِنْ كَانَ
يَغْتَسِلُ فِي نَهَرٍ أَوْ بِرْكَةٍ انْغَمَسَ فِيهَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ وَيُوصِلُ
الْمَاءَ إِلَى جَمِيعِ بَشَرَتِهِ وَالشُّعُورِ الْكَثِيفَةِ وَالْخَفِيفَةِ وَيَعُمُّ
بِالْغُسْلِ ظَاهِرَ الشَّعْرِ وَبَاطِنَهُ وَأُصُولَ مَنَابِتِه
"Apabila
mandi di sungai atau kolam air, maka hendaknya ia mencelupkan badannya tiga
kali, lalu mengalirkan air ke seluruh tubuh, serta rambut-rambutnya yang tebal
maupun yang tipis. Dan hendaknya membasahi seluruh rambut, baik yang di luar
maupun di dalam dan pangkalnya."
وَالْمُسْتَحَبُّ
أَنْ يَبْدَأَ بِمَيَامِنِهِ وَأَعَالِي بَدَنِهِ وَأَنْ يَكُونَ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ
وَأَنْ يَقُولَ بَعْدَ الْفَرَاغِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ
لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ وَيَنْوِيَ الْغُسْلَ
مِنْ أَوَّلِ شُرُوعِهِ فِيمَا ذَكَرْنَاهُ وَيَسْتَصْحِبَ النِّيَّةَ إِلَى أَنْ يَفْرُغَ
مِنْ غُسْلِهِ فَهَذَا كَمَالُ الْغُسْلِ
"Disunnahkan
untuk memulai itu semua dari sebelah kanan dan tubuh bagian atas, disunnahkan
pula menghadap kiblat, dan setelah selesai membaca:"
أَشْهَدُ أَنْ
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُولُه
(Saya
bersaksi bahwasanya tiada sesembahan yang berhak untuk dbembah selain Allah
saja, tidak ada sekutu baginya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba
dan utusan Allah)
"Orang
yang mandi junub hendaknya memulai itu semua dengan niat, dan niat itu terus
mengikut sampai selesai mandinya' Inilah yang dimaksud dengan mandi secara
sempruna."
]النووي،
شرح النووي على مسلم، ٢٢٩/٣[
Sumber
Kitab Syarah Nawawi ala Muslim juz 3 hal 228-229
0 Komentar