Lafadz Iqomah Sunnah Dan Hikmahnya


Bagaimana susunan Lafadz Iqomat yang ada dalam Riwayat Hadits beserta keterangan Ahli Fiqih mengenai susunan Lafadz Iqomat 

Imam Nawawi Rahimahullah berkata:

وَاخْتَلَفَ الْعُلَمَاءُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ فِي لَفْظِ الْإِقَامَةِ فَالْمَشْهُورُ مِنْ مَذْهَبِنَا الَّذِي تَظَاهَرَتْ عَلَيْهِ نُصُوصُ الشَّافِعِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ وَبِهِ قَالَ أَحْمَدُ وَجُمْهُورُ الْعُلَمَاءِ أَنَّ الْإِقَامَةَ إِحْدَى عَشْرَةَ كَلِمَةً 

Ulama Radhiyallahu Anhum berbeda pendapat tentang lafazh iqamah. Adapun pendapat yang masyhur dari madzhab kami yang dikuatkan oleh pendapat Asy-syah'i Radhiyallahu Anhu, dan dianut juga oleh Ahmad dan mayoritas ulama adalah Lafazh iqamah terdiri dari sebelas lafazh:

اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ حَيَّ عَلَى الصَّلَاةِ حَيَّ عَلَى الْفَلَاحِ قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ 

  • Allahu Akbar 2x
  • Asyhadu an laa ilaaha illallaah 
  • Asyhadu Anna muhammadar Rasuulullah
  • Hayya alas shalaah
  • Hayya alal falaah
  • Qod qomatis shalaah 2x
  • Allahu Akbar 2x
  • Laa ilaaha illallaah

وَقَالَ مَالِكٌ رحِمَهُ اللَّهُ فِي الْمَشْهُورِ عَنْهُ هِيَ عَشْرُ كَلِمَاتٍ فَلَمْ يُثَنِّ لَفْظَ الْإِقَامَةِ وَهُوَ قَوْلٌ قَدِيمٌ لِلشَّافِعِيِّ وَلَنَا قَوْلٌ شَاذٌّ أَنَّهُ يَقُولُ فِي الْأَوَّلِ اللَّهُ أَكْبَرُ مَرَّةً وَفِي الْآخَرِ اللَّهُ أَكْبَرُ وَيَقُولُ قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ مَرَّةً فَتَكُونُ ثَمَانِ كَلِمَاتٍ وَالصَّوَابُ الْأَوَّلُ ٌّ 

Mentrrut Imam Malik Rahimahullah dan ini merupakan pendapatnya yang masyhur- bahwa lafazh iqamah ada sepuluh. Sementara itu, dia tidak mengucapkan lafazh iqamah 'qad qaamatish-shalaah dua kali. Pendapat ini juga merupakan pendapat lama dari Imam Asy-Syafi'i. 

Namun, ada juga pendapat lain yang dianggap cacat, yang menyebutkan bahwa seorang muadzin mengucapkan satu kali 'Allahu Akhar' pada takbir pertama, dan pada takbir terakhir juga satu kali, begitu juga dengan, 'qad qaamatish-shalaah' satu kali, sehingga menjadi delapan lafazh. Di antara beberapa pendapat ini, maka yang benar adalah pendapat yang menyebutkan sebelas lafazh yaitu pendapat yang pertama. 

وَقَالَ أَبُو حَنِيفَةَ الْإِقَامَةُ سَبْعَ عَشْرَةَ كَلِمَةً فَيُثَنِّيهَا كُلَّهَا وَهَذَا الْمَذْهَبُ شَاذ

Sedangkan Abu Hanifah berpendapat bahwa lafazh iqamnh ada tujuh belas dan dia mengucapkan seluruh Lafazhnya dua-dua kali. Namun, pendapat tersebut adalah pendapat lemah.

قَالَ الْخَطَّابِيُّ مَذْهَبُ جُمْهُورِ الْعُلَمَاءِ وَالَّذِي جَرَى بِهِ الْعَمَلُ فِي الْحَرَمَيْنِ وَالْحِجَازِ وَالشَّامِ وَالْيَمَنِ وَمِصْرَ وَالْمَغْرِبِ إِلَى أَقْصَى بِلَادِ الْإِسْلَامِ أَنَّ الْإِقَامَةَ فُرَادَى قَالَ الْإِمَامُ أَبُو سُلَيْمَانَ الْخَطَّابِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى مَذْهَبُ عَامَّةِ الْعُلَمَاءِ أَنَّهُ يُكَرِّرُ قَوْلَهُ قَدْ قَامَتِ الصَّلَاةُ إِلَّا مَالِكًا فَإِنَّ الْمَشْهُورَ عَنْهُ أَنَّهُ لَا يُكَرِّرُهَا وَاللَّهُ أَعْلَمُ 

Al-Khathth abi Rahimahullah berkata, "Pendapat mayoritas ulama dan yang biasa dilakukan di negeri Al-Haramain (Mekah dan Madinah), Hijaz, Syam, Yaman, Mesir, Maroko sampai ke penjuru negeri-negeri Islam adalah lafazh iqamah diucapkan satu kali-satu kali." 

Al-Imam Abu Sulaiman Al-Khathth abi Rahimnhullah berkata, "Pendapat kebanyakan ulama adalah lafazh 'qad qaamatish-shalaah' diucapkan dua kali, kecuali Malik. Karena pendapatnya yang masyhur adalah Lafazh 'qad qaamatish- shalaah' diucapkan sekali saja.

Wallahu A'lam

النووي، شرح النووي على مسلم، ٧٨/٤

Sumber

Kitab Syarah Nawawi ala Muslim juz 4 hal 78


HIKMAH LAFADZ IQOMAT SATU KALI DAN ADZAN DUA KALI

Imam Nawawi Rahimahullah berkata:

وَالْحِكْمَةُ فِي إِفْرَادِ الْإِقَامَةِ وَتَثْنِيَةِ الْأَذَانِ أَنَّ الْأَذَانَ لِإِعْلَامِ الْغَائِبِينَ فَيُكَرِّرُ لِيَكُونَ أَبْلَغَ فِي إِعْلَامِهِمْ وَالْإِقَامَةُ لِلْحَاضِرِينَ فَلَا حَاجَةَ إِلَى تَكْرَارِهَا 

Hikmah dari diucapkannya lafazh iqamah sebanyak satu kali-satu kali dan lafazh adzan sebanyak dua kali adalah bahwa adzan berfungsi untuk mengumumkan masuknya waktu shalat kepada jamaah yang belum hadir di masjid, sehingga kalimatnya selalu diulang agar Iebih mantap. 

Sedangkan iqamah berfungsi untuk jamaah yang telah hadir sehingga lafazhnya tidak perlu diulang-ulang. 

وَلِهَذَا قَالَ الْعُلَمَاءُ يَكُونُ رَفْعُ الصَّوْتِ فِي الْإِقَامَةِ دُونَهُ فِي الْأَذَانِ وَإِنَّمَا كَرَّرَ لَفْظَ الْإِقَامَةِ خَاصَّةً لِأَنَّهُ مَقْصُودُ الْإِقَامَةِ وَاللَّهُ أَعْلَمُ

Oleh karena itu, ulama berpendapat bahwa melantunkan suara saat mengumandangkan iqamah lebih rendah daripada saat mengumandangkan adzan. 

Adapun hikmah dari diucapkannya Lafazh 'qad qaamatish -shalaah' sebanyak dua kali secara khusus karena itulah tujuan dari iqamah tersebut yaitu mendirikan shalat. 

Wallahu a'lam.

النووي، شرح النووي على مسلم، ٧٩/٤

Sumber

Kitab Syarah Nawawi ala Muslim juz 4 Hal 79


SUNNAH TAKBIR ADZAN DENGAN SATU NAFAS

Imam Nawawi Rahimahullah berkata:

قَالَ أَصْحَابُنَا يُسْتَحَبُّ لِلْمُؤَذِّنِ أَنْ يَقُولَ كُلَّ تَكْبِيرَتَيْنِ بِنَفَسٍ وَاحِدٍ فَيَقُولُ فِي أَوَّلِ الْأَذَانِ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ بِنَفَسٍ وَاحِدٍ ثُمَّ يَقُولُ اللَّهُ أَكْبَرُ اللَّهُ أَكْبَرُ بِنَفَسٍ آخَرَ وَاللَّهُ أَعْلَمُ 

Berkata Ashab kami (Syafi'iyah), "Disunnahkan bagi seorang muadzin untuk mengucapkan setiap dua takbir (pada awal dan akhir adzan) dengan satu nafas. Maka muadzzin mengucapkan Allahu Akbar Allahu Akbar dengan satu Nafas kemudian mengucapkan Allahu Akbar Allahu Akbar dengan Satu Nafas lainya. 

Wallahu a'lam.

النووي، شرح النووي على مسلم، ٧٩/٤

Sumber

Kitab Syarah Nawawi ala Muslim juz 4 hal 79

0 Komentar

Posting Komentar