Ada Berapakah Fardhu Wudhu’

Berwudhu

Fardhunya Wudhu: Kewajiban Utama dalam Islam


Wudhu adalah salah satu kewajiban penting dalam Islam yang dikenal dengan sebutan "Fardhunya Wudhu". Ini merupakan tahapan penting sebelum melakukan berbagai ibadah, terutama salat (sembahyang). Artikel ini akan membahas tentang Fardhunya Wudhu, pentingnya dalam Islam, langkah-langkah pelaksanaannya, dan makna spiritual di baliknya.

Pentingnya Fardhunya Wudhu dalam Islam:


Fardhunya Wudhu adalah salah satu kewajiban yang diwajibkan oleh agama Islam. Melakukan wudhu sebelum beribadah memiliki beberapa tujuan utama:

Kebersihan Fisik dan Spiritual: Wudhu membantu membersihkan tubuh fisik dari kotoran dan menjaga kebersihan. Selain itu, ia juga memiliki dimensi spiritual yang membantu membersihkan hati dan pikiran.

Persiapan untuk Salat: Wudhu adalah persiapan yang diperlukan sebelum melakukan salat. Melakukan wudhu mengindikasikan kesiapan spiritual untuk berkomunikasi dengan Allah melalui salat.

Penghormatan Terhadap Allah: Wudhu adalah tindakan yang diinstruksikan oleh Allah, sehingga melakukannya adalah bentuk penghormatan terhadap perintah-Nya.

Pembersihan Diri: Wudhu adalah bentuk pembersihan diri dari dosa dan kesalahan. Dalam praktiknya, wudhu mengingatkan individu akan keterbatasan manusia dan kebutuhan untuk meminta ampunan.

Ada Berapakah Fardhu Wudhu’

Soal:

Dalam kitab Safinah al-Najah disebutkan bahwa fardhu wudhu’ ada enam, padahal al-Qur’ân hanya menjelaskan empat saja. Apakah yang dijadikan landasan dalil hal tersebut?

Jawab:

Ayat al-Qur’ân yang menjelaskan tentang wudhu’ adalah:

يا أيها الذين آمنوا إذا قمتم إلى الـصـلاة فاغسلوا وجوهكم وأيديكم إلى المرافق وامسحوا برؤوسكم وأرجلكم إلى الكعبين . (المائدة ، 6)

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian mau mengerjakan shalat, maka basuhlah wajah dan kedua tangan sampai siku kalian, usaplah kepala kalian dan basuhlah kedua kaki sampai mata kaki kalian.” (QS. al-Ma’idah, 6)

Dalam ayat ini, dengan rinci al-Qur’ân menjelaskan fardhu-fardhunya wudhu’, yaitu membasuh muka, membasuh kedua tangan sampai siku, mengusap sebagian kepala dan membasuh kedua kaki sampai mata kaki. Lalu, para fuqaha menambahkan niat dan tertib sebagai fardhu wudhu’. Tentang niat, para ulama berpedoman pada Hadits Nabi Muhammad SAW:

عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إنما الأعمال بالنيات. (صحيح البخاري ، رقم ٥٢)

“Diriwayatkan dari ‘Umar bin Khaththab RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya segala amal perbuatan itu bergantung pada niat (maksud) nya.” (Shahih al-Bukhari [52])

Sedangkan tertib dijadikan sebagai rukun wudhu’ yang keenam, karena ayat yang menjelaskan tentang wudhu’ disebutkan secara urut. Demikian pula Nabi Muhammad SAW jika berwudhu’ selalu melakukannya dengan tertib, yaitu memulai dengan membasuh muka, kedua tangan, mengusap kepala dan membasuh kedua kaki. Sebagaimana yang dijelaskan dalam kitab al-Fiqh al-Manhaji:

و احتج الأصحاب (عن وجوب الترتيب في الوضوء) من السنة بالأحاديث الصحيحة المستفيضة عن جماعات من الصحابة في صفة وضوء النبي صلى الله عليه و سلم و كلهم وصفوه مرتبا مع كثرتهم و كثـــــرة المواطن التي رأوه فيها وكثرة اختلافهم في صفاته في مرة و مرتين و ثلاث و غير ذلك ولم يثبت فيه – مع اختلاف أنواعه – صفة غير مرتبة و فعله صلّى الله عليه و سلم بيان الوضوء المأمور به ولو جاز ترك الترتيب لتركة في بعض الأحوال لبيان الجواز كما ترك التكرار في أوقات . (الفقه المنهجي ، ج ١ ص ٥٦)

“Kalangan Syafi’iyyah ber-hujjah (berdalil) dengan berbagai Hadits Shahih yang diriwayatkan dari beberapa kelompok sahabat tentang cara Nabi SAW berwudhu’. Semuanya mengatakan bahwa Nabi SAW berwudhu’ secara berurutan (tertib). Padahal jumlah mereka banyak, tempat mereka melihat Nabi berwudhu’ berbeda-beda, mereka sering berselisih pendapat tentang cara Nabi berwudhu’ apakah satu, dua ataukah tiga kali dan sebagainya.

Akan tetapi tidak terbukti dengan aneka macam perbedaan itu cara Nabi berwudhu’ dengan tidak tertib. Pekerjaan Nabi SAW itu merupakan penjelasan bagaimana wudhu’ yang diperintahkan itu. Andaikata meninggalkan tertib itu diperbolehkan, niscaya Nabi Muhammad SAW akan meninggalkannya pada satu waktu untuk menjelaskan kebolehannya, sebagaimana beliau pernah meninggalkan mengulang ulang (basuhan dan usapan) pada waktu-waktu tertentu.” (Al-Fiqh al-Manhajî, juz I, hal 56)

Hal ini diperkuat oleh sabda Rasûlullah SAW:

 إبدؤوا بما بدأ الله عز وجل به (مسند احمد، رقم ١٤٧٠٧).

“Hendaklah kalian memulai (pekerjaan) sesuai dengan apa yang telah dimulai oleh Allah SWT“1 (Musnad Ahmad bin Hanbal,[14707]).

Dari sini menjadi jelas bahwa fardhu wudhu’ ada enam. Empat fardhu dijelaskan dalam al-Qur’ân, yaitu membasuh muka, kedua tangan, mengusap kepala dan membasuh kedua kaki, sedangkan dua fardhu yang lain, yakni niat dan tertib ditegaskan dalam Hadits Nabi Muhammad SAW.

Catatan:

Hadits ini diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah dalam permasalahan sa’i antara bukit Shafa dan Marwa. Nabi SAW menganjurkan umat Islam untuk ikut urutan penyebutan yang terdapat dalam al-Qur’an. Yakni terlebih dahulu menyebutkan Shafa sebelum Marwa. Sebagaimana yang terdapat dalam ayat (Sesungguhnya bukit Shafa dan bukit Marwa itu merupakan salah satu dari sekian banyak-syiar Allah SWT yang terdapat dimuka bumi ini)

Langkah-Langkah Pelaksanaan Wudhu:

Pelaksanaan Fardhunya Wudhu melibatkan serangkaian langkah yang harus diikuti dengan cermat:

1. Membaca "Bismillah": Baca "Bismillah" (dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang) sebelum memulai wudhu.

2. Mencuci Tangan: Basuh tangan sampai pergelangan tangan sebanyak tiga kali.

3. Berniat: Niatkan dalam hati untuk melakukan wudhu sebagai bentuk ibadah kepada Allah. (Niat ini bersamaan dengan ketika Membasuh Wajah)

4. Membasuh Wajah: Basuh seluruh wajah dari ujung rambut hingga dagu dan dari telinga satu ke telinga lain, sebanyak tiga kali.

5. Membasuh Lengan: Basuh tangan dan lengan dari ujung jari hingga siku, sebanyak tiga kali, dimulai dari tangan kanan.

6. Mengusap Kepala: Usap kepala mulai dari dahi hingga belakang kepala dan kembali ke dahi, menggunakan air yang baru di ambil.

7. Mencuci Kaki: Basuh kaki sampai pergelangan kaki, sebanyak tiga kali, dimulai dari kaki kanan.

Makna Spiritual di Balik Fardhunya Wudhu:

Selain aspek fisik, Fardhunya Wudhu memiliki dimensi spiritual yang dalam:

Keteladanan Nabi: Melakukan wudhu mengikuti langkah-langkah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Ini adalah cara untuk mengikuti jejak dan keteladanan beliau dalam menjalani kehidupan.

Kebersihan Hati dan Jiwa: Wudhu tidak hanya membersihkan tubuh fisik, tetapi juga mencerminkan kebersihan hati dan jiwa dari dosa dan kekhilafan.

Kesucian Spiritual: Wudhu adalah simbol kesucian dan kesiapan spiritual dalam menghadap Allah. Ini mengingatkan individu akan tujuannya dalam hidup yang sejati.

Menjaga Kekhusyukan dalam Salat: Melakukan wudhu sebelum salat membantu menjaga kekhusyukan dan perhatian selama ibadah.

Kesimpulan:

Fardhunya Wudhu adalah kewajiban yang sangat penting dalam Islam. Ini adalah bentuk persiapan fisik dan spiritual sebelum melakukan ibadah, terutama salat. Selain memastikan kebersihan fisik, wudhu memiliki makna yang lebih dalam dalam menjaga kesucian hati dan kesiapan spiritual. Melalui Fardhunya Wudhu, umat Muslim menghormati perintah Allah, menjaga hubungan spiritual, dan mempersiapkan diri untuk berkomunikasi dengan Sang Pencipta.

0 Komentar

Posting Komentar