Madzhab Imam Syafi'i, dan para pengikutnya

Madzhab Imam Asy-Syafi'i

Madzhab Imam Syafi'i dan Para Pengikutnya

Di Indonesia dan kawasan Asia Tenggara, madzhab Imam Syafi'i RA menjadi rujukan utama dalam bidang fiqih. Ibadah dan muamalah umat Islam di wilayah ini umumnya mengikuti pedoman madzhab Syafi'iyyah. Lalu, siapa sebenarnya Imam Syafi'i RA dan siapa saja tokoh-tokoh pengikutnya? Apakah Imam Bukhari termasuk salah satu dari pengikut Imam Syafi'i?

Biografi Singkat Imam Syafi'i RA

Nama lengkap Imam Syafi'i RA adalah Muhammad bin Idris asy-Syafi'i. Beliau lahir pada tahun 150 H, bertepatan dengan tahun wafatnya Imam Abu Hanifah, dan wafat di Mesir pada tahun 204 H. Imam Syafi'i RA dikenal sebagai seorang mujtahid muthlaq mustaqil, yang berarti seorang mujtahid yang memiliki otoritas penuh dan independen dalam menetapkan hukum. Beliau tidak hanya ahli dalam fiqh, tetapi juga mahir dalam ilmu hadits dan akidah.

Keutamaan Imam Syafi'i RA

Dr. Wahbah al-Zuhaili menggambarkan keagungan Imam Syafi'i RA dengan menyatakan:

كان مجتهدا مستقلاً مطلقا إماما في الفقه والحديث جمع فقه الحجازين والعراقيين . قال فيه أحمد "كان أفقه الناس في كتاب الله وسنة رسوله .. إلى أن قال .. " اتفق العلماء من أهل الفقه والأصول والحديث واللغة والنحر وغير ذلك على أمانته وعدالته وزهده وورعه وتقواه وجوده وحسن سيرته وعلو قدره . (الفقه الإسلامي وأدلته ، ج ١ ص ٣٦)

Terjemahan: "Imam Syafi'i RA adalah seorang mujtahid muthlaq mustaqil, imam dalam bidang fiqh dan hadits. Beliaulah yang mampu menggabungkan fiqh ulama Hijaz (sekarang wilayah Makkah dan Madinah) dan fiqh ulama Irak. Imam Ahmad berkomentar, 'Imam Syafi'i RA adalah orang yang paling mengerti tentang Kitab Allah dan Sunnah Rasulullah SAW'... Semua ulama ahli fiqh, ushul, hadits, ahli bahasa serta ulama lainnya telah sepakat bahwa Imam Syafi'i adalah seorang yang amanah, adil, zuhud, wara', bertaqwa, pemurah, reputasinya baik serta memiliki kedudukan yang mulia." (Al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, juz I, hal 36)

Pengikut Imam Syafi'i RA

Setelah Imam Syafi'i RA wafat, ajaran-ajarannya diteruskan oleh para murid dan pengikutnya, di antaranya:

  1. Yusuf bin Yahya al-Buwaithi: Salah satu murid utama yang sangat berpengaruh dalam pengembangan madzhab Syafi'i.
  2. Abu Ibrahim Isma'il bin Yahya al-Muzani: Murid yang juga menjadi tokoh penting dalam penyebaran ajaran Imam Syafi'i.

Apakah Imam Bukhari Bermadzhab Syafi'i?

Imam Bukhari, seorang ahli hadits terkemuka, ternyata juga termasuk dalam pengikut madzhab Syafi'i. Hal ini disebutkan oleh Syaikh Waliyullah al-Dahlawi dalam kitab Al-Inshaf fi Bayani Asbabi al-Ikhtilaf:

 ومن هذا القبيل محمد بن إسماعيل البخاري فإنه معدود في طبقات الشافعية ، وممن ذكره في طبقات الشافعية الشيخ تاج الدين السبكي ، وقال إنه تفقة بالحميدي ، والحميدي تقة بالشافعي . واستدل شيخنا العلامة على إدخـــــــال البخاري في الــــشــافعية بذكره في طبقاتهم .(الإنصاف في بيان أسباب الإختلاف ، ٧٦)

Terjemahan: "Termasuk dalam kelompok ini (pengikut Madzhab Syafi'i) adalah Muhammad bin Ismail al-Bukhari. Sesungguhnya beliau termasuk salah satu kelompok pengikut Imam Syafi'i. Di antara ulama yang mengatakan bahwa Imam Bukhari termasuk kelompok Syafi'iyyah adalah Syaikh Tajuddin al-Subki. Beliau mengatakan, 'Imam Bukhari itu belajar agama pada al-Humaidi, sedangkan al-Humaidi sendiri belajar agama kepada Imam Syafi'i. Beliau juga berdalil tentang masuknya Imam Bukhari dalam kelompok Syafi'iyyah karena beliau disebut dalam kitab Thabaqat Syafi'iyyah.'" (Al-Inshaf fi Bayani Asbabi al-Ikhtilaf, hlm. 76)

Pernyataan serupa juga diungkapkan oleh Syaikh Mustafa Muhammad 'Imarah dalam kitabnya Jawahir al-Bukhari:

 وتفقه (البخاري) على مذهب الإمام الشافعي رضي الله عنه . (حواهـــر البخاري ، ۱٠)

Terjemahan: "Dan Imam Bukhari itu belajar (mengikuti) madzhab Syafi'i RA." (Jawahir al-Bukhari, hlm. 10)

Analogi Keahlian

Jika dianalogikan, Imam Bukhari diibaratkan sebagai pakar bahan baku (hadits), sementara metode pengolahannya mengikuti teori Imam Syafi'i RA. Dengan kata lain, Imam Syafi'i tidak hanya ahli dalam menemukan sumber hukum, tetapi juga dalam mengolahnya menjadi pedoman yang sistematis, yang kemudian diikuti oleh umat Islam, termasuk para ahli hadits seperti Imam Bukhari.

Dengan demikian, meskipun Imam Bukhari lebih dikenal sebagai ahli hadits, ia tetap mengikuti madzhab Syafi'i dalam metode pengolahan dan penerapan hukum Islam.

0 Komentar

Posting Komentar